There’s always
an ending for every vacation, mine too.
Kali ini gue
punya kesempatan berlibur ke sebelah utara Bandung, Lembang. Salah satu tempat
yang gue kunjungi Gunung Tangkuban Parahu (yah, itung-itung napak tilas wisata
jaman SMA, dan sepertinya cuma gunung dengan ketinggian 2.084 mdpl ini yang mampu gue daki sekarang, itupun pake
mobil, hehehe...). Perjalanan menuju gunung ini berkelok-kelok dengan
rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya. Daerah Gunung
Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanani. Gunung Tangkuban Parahu ini
termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktori Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya
masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda gunung
berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki
gunung nya di antaranya adalah di kawasan Ciater, Subang (ini
juga tempat yang jadi tujuan gue selanjutnya).
Katanya sih, gunung ini punya 3 kawah,
yaitu kawah Upas, Domas dan Ratu. Sayangnya cuma satu yang sempat gue datengi,
yaitu kawah Ratu. Yang paling menarik buat gue adalah pohon yang banyak tumbuh
di sekitar kawah, penduduk lokal menyebutnya pohon Manarasa. Daun
tanaman ini akan berwarna kemerah-merahan jika daun sudah tua. Daun yang sudah
berwarna merah dapat dimakan dengan rasa mirip seperti daun jambu dengan
sedikit rasa asam (lagi-lagi katanya). Daun ini dapat mengobati diare dan dipercaya akan membuat
awet muda. Mungkin daun ini dipercaya oleh masyarakat sekitar selalu dimakan
oleh Dayang Sumbi yang awet muda dalam legenda terjadinya Gunung Tangkuban
Perahu (nyesel juga ga nyobain tu daun, hiks). Bentuk mereka sangat eksotis (just my opinion,
hehe), berwarna coklat, dengan anatomi yang, hmmmm...apa ya deskripsinya? Sumpah,
gak nemu kata yang bisa menguraikan sudut pandang gue, jadi nih gue kasih
fotonya aja yaa...
Entah kenapa, melihat jajaran pohon-pohon ini, gue jadi inget lokasi di
Pulau Nami, Korea, sebagai salah satu daerah wisata ‘that must visit’. Lokasi ini
dipakai sebagai syuting drama Korea, Winter Sonata yang sangat populer,
view-nya mirip banget. Coba bandingin (at least, ini yang terlintas di pikiran
gue ~_~)
(jajaran Pohon Manarasa)
(yang ini, di Nami Island, Korea...mirip ngga?)
Sayangnya,
waktu itu kabut lagi turun, jadi foto-foto kawah Ratu kurang terlalu bagus. Here they are ....
Next destination is Ciater, at Subang. Well, ga
banyak yang bisa gue ceritain, selain, hmmmpphhhh....lebih banyak orang
daripada tempat kosong buat berendem, hikss. Ciater tuh tempat pemandian air
panas, ya yang gue sebut di awal, airnya mengandung belerang yang berasal dari
kawah gunung Tangkuban Parahu. Tapi apa mau dikata, karena ini musim liburan,
jadinya ga bisa dapet tempat yang nyaman buat berendem. Jadilah gue cuma sebentar
ada di TKP, just for knowing it.
After all, this the best vacation I ever had. Semoga setelah liburan kali ini, semangat kerja gue bisa balik lagi. We never know what will happen tomorrow, or the day after, so I'll keep in my memories, the story behind.
I dont want the whole world
The sun, the moon and all their light
I just want to be the only girl
You love all your life, you love all you life
(from The Band Perry, All Your Life)