(sebuah lagu yang disadur bebas, karya Helen Reddy dalam buku yang ditulis oleh Rosalind Miles, Who Cooked the Last Supper ? The Women’s History of the World)
Aku adalah perempuan, dengarkan kini suaraku menggema
Dalam jumlah yang terlalu besar untuk diabaikan
Dan aku tahu banyak sehingga tak ingin kembali ataupun berpura-pura
Sebab aku banyak mendengar sebelumnya
Tentang bagaimana mereka telah menaruhku di tempat terendah
Dan kini tak ada lagi seorangpun menaruhku di tempat yang lebih rendah lagi
Aku adalah perempuan, lihat bagaimana aku tumbuh
Lihatlah bagaimana aku berdiri di atas kakiku sendiri
Sedangkan tanganku yang penuh cinta kukembangkan ke angkasa
Namun aku masih tetap embrio
Di depanku, perjalanan masihlah panjang
Hingga saatnya tiba, yaitu
Membuat saudara laki-lakiku benar-benar mengerti
Bila aku harus melakukan sesuatu, aku dapat melakukannya
Bahkan segala hal
Aku tahu aku kuat dan tak terkalahkan
Tak satupun dapat membuatku jatuh
Aku adalah perempuan
.................................................................................................
Tak pernah mudah menjadi seorang perempuan.
Menurut para feminis, perempuan selalu menjadi warga kelas dua, golongan yang termarginalkan. Negara, secara konseptual ikut melanggengkan kekerasan terhadap perempuan, baik secara langsung (state involvement) maupun tidak (state sponsored). Tapi ini bukan tipe tulisan yang akan membahas hal itu, ini cuma tulisan iseng-iseng tengah malam (kalau tak ingin disebut cerita nostalgia, hehe).
Beberapa masa yang telah lewat, seorang pemuda belia (waktu itu saya masih belia juga, hehe) pernah memberi sebuah puisi, entah karangan siapa :
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak pernah disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada .....(terusannya lupa :) )
Waktu itu, puisinya terdengar indah, namun seiring berjalannya waktu, puisi itupun terlupakan. Kemudian saya dekat dengan seorang yang kebetulan katanya ‘aktivis’. Dia tak pernah memberi puisi, hanya pernah sekali memberi bunga, tapi dia banyak mengajari saya teori-teori kehidupan. Dia bilang, ’’ga mungkin kamu bisa neng”, waktu saya bilang ingin menjadi seperti Butet, seorang (perempuan hebat) yang rela menghabiskan hidupnya untuk berbagi ilmu kepada anak-anak suku pedalaman. Ketika itu saya marah mendengar ucapannya, maklum semangat ingin menjadi perempuan yang hebat masih bergelora. Cinta yang ini, cinta yang masih banyak dibumbui idealisme yang belum menemukan bentuk, tapi tetap indah.
Kini, setelah 30 tahun melewati kehidupan, cinta tak pernah sederhana. Cinta ‘orang dewasa’, terlalu rumit untuk bisa dillukiskan dengan sebait dua bait puisi, meskipun itu indah. Cinta yang teramat besar kepada anak, membuat saya tak ingin pergi untuk waktu yang lama, apalagi ke pedalaman, seperti Butet (perempuan hebat) itu. Jadi tak berlebihanlah, ucapan teman dekat saya waktu itu yang telah meramalkan ketidakmampuan saya (hiks hiks)..
Menjadi perempuan itu sendiri, tidaklah gampang, percayalah, apalagi menjadi hebat. Ketika perempuan bisa memperoleh kuasa mutlak, tentang apa yang diinginkannya dalam hidup, dia telah mendapatkan kemewahan sesungguhnya. Sayangnya, seperti layaknya kemewahan lainnya, hal itu tak bisa diperoleh setiap perempuan di dunia. Amelia Earhart, pilot pertama perempuan yang melanglang buana, mungkin salah satu yang terhebat di dunia, sedangkan Kartini, dengan nama besarnya, tetaplah tawanan bangsanya, karena ia lahir sebagai perempuan.
Jadi, apa sebetulnya kaitan antara perempuan dan cinta, seperti judul tulisan ini?
Sebetulnya sederhana, karena saya PEREMPUAN dan sedang jatuh CINTA .......................
(maaf-maaf kalo ga nyambung, namanya juga midnight season, tulisan yang dibuat sambil terkantuk-kantuk. Buat karibku, kita perempuan, kita kuat...... Buat adeku, jangan takut ga dapet laki-laki, karena kadang dunia lebih indah tanpa mereka.... *angkat rok, siap-siap kabur ....)
Ini posting pertama gue, deg-degan banget.... masukannya yaa... :)
BalasHapuswah selamat Bu...punya blog pribadi ya...posting pertamanya bagus...lanjut yaaa!!!
BalasHapusitu tetep yah kalimat terakhirnya menganggu,(*buat adeku dst...) hihihi
BalasHapusErwiradz....thanx, ditunggu masukannya...
BalasHapus@adeku, khusus buatmu, karena aq mencintaimu, hahhahaha
maaf lupa ga kasih tau...ini Rickie SMANSA
BalasHapusohhhhh....aq sempet bingung, hehehehe...thanx ya kie..
BalasHapus