G R O G I
Pernah gak, ngerasain sensasi yang aneh ketika
pertama tangan kita bersentuhan dengan seseorang? Atau ketika melakukan first
kiss... (hehehe...yah bisa saja diartikan first but not the first, itu
kondisional). Gue coba copas dari pernyataan seorang, sayangnya dia ga mau
disebut namanya, jadi kita panggil saja dia Sasuke J .... Menurutnya rasa grogi setelah bersentuhan
tangan untuk pertama kali, (pastinya dengan cewek karena dia cowok) menimbulkan
efek yang sangat membingungkan. “Jika dianalogikan yakni secara psikologis
menimbulkan ketenangan, rasa senang sekaligus gugup. Secara fisik, debaran
jantung meningkat drastis, keluar keringat dingin, tangan gemetar. Efek
lanjutan yang paling parah katanya terbawa sampai keesokan harinya, karena
mengakibatkan gangguan keharmonisan tubuh, sebagian organ dihinggapi rasa malas
beraktifitas , pikiran stag, bibir gak terkontrol melaksanakan senyum
independen”.
Wow, thats the coolest statement about nervous i’ve ever heard.
Mungkin rasanya gak berbeda jauh dengan ketika kita menunggu giliran wawancara
kerja, mau ujian skripsi atau ketika menghadap penghulu ya? Hahaha.....
Sebetulnya apa sih yang bikin kita merasa grogi? Bukankah setelah beberapa
waktu dan kita telah melewatinya, semua akan terlupakan? Setelah melakukan
wawancara kerja, entah kita diterima atau tidak, kita tak pernah lagi
memikirkan saat kita deg-degan menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang
diajukan. Setelah ujian skripsi selesai, kitapun segera disibukkan dengan
persiapan wisuda, tanpa pernah mengingat kegelisahan kita, berhari-hari tanpa
tidur yang nyenyak. Bukankah setelah kita menjalin hubungan yang cukup lama
dengan seseorang, berpegangan tangan, jarang sekali menimbulkan efek yang
dahsyat? Karena sesuatu yang rutin kita lakukan akan kehilangan keajaibannya,
ketika kita tak bisa menjaga rasa di dalamnya. Berapa sering kita mendengar
lelucon tentang romantisme yang menghilang setelah beberapa tahun pernikahan?
Waktu pacaran ketika sang kekasih kesandung, dengan kekhawatiran level 9 segera
bertanya, “Kamu gak apa-apa sayang? Mana yang sakit?”. Tapi ketika terjadi
setelah menikah, komentarnya akan berbeda sekali, “Makanya kalo jalan
hati-hati, batu kok ditendang!”, tentu saja dengan ekspresi acuh (hiks-hiks,
kasian sekali yah si istri).
Jadi kawan, hal paling logis yang bisa gue sarankan
adalah : Nikmati momen-momen kita merasakan grogi itu, karena entah kapan lagi
kita bisa merasakannya! Perasaan berdebar ketika kita melihat seseorang, menunggu
bunyi sms dari hape kita, bergandengan tangan atau bahkan ketika kita dipanggil
bos karena kesalahan bodoh yang kita lakukan. Karena bisa jadi, dari situlah
hidup kita dimulai. Just enjoy it !!!
(Sasuke, makasih yaa, statement kamu jadi
inspirasiku...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar