Siapa bilang makan nikmat selalu identik dengan harga
selangit, di suatu tempat yang buat masuk pun kita mesti reservasi dulu? Di tempat
makan yang ruangannya ditata dengan begitu artistik?
BIG NO !!!!
BIG NO !!!!
Suatu sore di daerah Cikalong, Cianjur (nama desanya lupa :D )...
Jam
setengah lima kamipun sampai di rumah seorang kolega big bos di Pemda Cianjur
yang kebetulan punya kebun duren. Gak pake ba bi bu, transaksi duren dimulai,
daaannnn...3 buah duren langsung dibelah (hihihi...dangdut sekali euyyy).
Sementara menu makan sudah disiapkan si empunya rumah, ini entah kategori makan
siang yang amat sangat telat atau makan malam yang terlalu awal, siapa yang
perduli? Hhmm, lets see, ada nasi putih ‘saboboko’,
peda, sambel, lalap, sayur tempe (entah dengan campuran apa), krupuk...thats
it. Selamat makan, bon apetite, wilujeng tuang, monggo dahar riyin... :D
Gosh...ga nyangka makan kali ini begitu nikmat!!! Four
thumbs up for the menu and the one who cooked. Siapa yang nyangka, dengan menu
sesederhana ini, kami bisa nambah berkali-kali? (malu mode on). Padahal saat
itu kami makan di teras rumah, dengan dikelilingi ayam-ayam yang sepertinya
tidak takut melihat kami yang sedang kelaparan ini.
Mungkin yang bikin kami
bisa makan begitu lahap adalah karena nasinya yang dimasak di atas tungku
tradisional, a.k.a. hawu, yang
kemudian diakeul di dulang (ini adalah proses menghilangkan uap panas nasi yang baru
matang dengan cara dikipas di dulang, sorry..cant find the anonym of dulang :D). Trus, sambelnya enak
banggget gilaaa, hehehe...padahal agak-agak manis getoohhh, belum lagi ikan asin
pedanya. Wuiiihhh....yang jelas, dari beberapa kesempatan makan di rumah makan
yang lumayan mahal, makan kali ini ga kalah pamor. So guys, sekali lagi, belum
tentu makan nikmat itu harus dengan menu yang serba mewah, serba bersih (karena
ga ada ayam yang berkeliaran), harus di
tempat cozy, not always like that. Metode memasak tradisional yang kini jarang
digunakan, kadang membuat masakan lebih terasa enak. Yang lebih penting tentu
suasana yang menyertai kita ketika makan. Sambutan tuan rumah yang ramah, hati yang
sedang riang, mungkin jadi faktor yang menyebabkan rapel makan gue hari itu
sangat nikmat (mungkin juga karena gue sangat lapar yaa, hiksss...)
Anyway, perjalanan hari itu memberiku satu pelajaran
berharga, sesederhana apapun anugrah yang sudah gue terima, gue harus selalu syukuri
itu, karena gak selalu semua bersumber pada materi. Dan akhirnya, terima kasih
buat oleh-oleh durennya.... (gratis loh... :P)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar