Rabu, 12 Desember 2012

J E L A G A



Ternyata gerimis itu tak pernah mampu menghapus aliran duka dari dalam jiwanya. Sekalipun kuyup sudah. Kukatakan padanya, Dia telah memilihmu, apalagi?

Entahlah, hanya kegalauan yang rajin berkunjung setiap waktu yang berdetik, selalu kegelisahan yang tanpa ujung.

Diantara berjuta kepingan kisah, lagumu terdengar sangat indah bagiku, tak ada yang kurang, mengapa tak kau syukuri itu?

Entahlah...hanya saja, terkadang sekelebat bayangan seolah sedang mengikuti perjalanan kami.

Percayalah, dia melihat hanya padamu, karenanya dia memilihmu.

Begitukah?

Tentu.

Bagaimana jika bayangan itu ada?

Mungkin benar dia ada, tapi dia hanya bayangan, kaulah yang nyata.

Hmmmm.......

Kenapa?

Lalu, kenapa jiwaku muram?

Kau tak pernah memberi hatimu kesempatan untuk tersenyum. Berilah sedikit ruang padanya untuk menikmati keheningan subuh hari, meresapi untaian angin yang bergerak perlahan. Atau biarkan ia terbahak dengan lelucon yang dikirim padamu lewat email, bahkan meringis mendengar cerita yang nyaris tak lucu. Jangan biarkan hatimu berlumur jelaga. Bisakan?

Mungkin.