Senin, 23 April 2012

JATUH? YA BANGUN LAGI...



Sering dalam perjalanan hidup ini, kita kesandung bukan oleh batu besar yang memang terlihat menghalangi, tetapi oleh kerikil kecil yang terlihat tidak berarti dan tidak berbahaya. Sudah menjadi watak manusia sepertinya, ketika menemukan kesenangan, berkurang pula kewaspadaan pada dirinya, sehingga jalanpun sering meleng, tidak memperhatikan rambu-rambu, bahkan sradak sruduk. Sehingga tanpa ampun, sebutir kerikil kecilpun bisa membuat kita tergelincir. 

Temen gue pernah bilang, hidup tak selamanya berjalan lancar. Butuh kerikil, supaya kita berhati-hati. Butuh semak berduri, supaya kita waspada. Butuh persimpangan, supaya kita bijaksana memilih. Butuh petunjuk, supaya kita punya harapan tentang masa depan. Hidup butuh masalah, supaya kita punya kekuatan. Butuh pengorbanan, supaya kita tahu cara bekerja keras. Butuh airmata, supaya kita tahu merendahkan hati. Butuh dicela, supaya kita tahu  bagaimana cara menghargai. Hidup butuh tertawa, supaya kita tahu cara mengucap syukur. Butuh senyum, supaya kita punya cinta. Butuh orang lain, supaya kita tak sendiri dalam menjalani perjuangan. (sumpah, gue ngga tau, dia copas darimana nasehat yang panjang lebar kaya gini, hahahaha.....). Tapi nasehat ini mirip banget dengan salah satu kutipan favorit gue dari Douglas Mc’Arthur kepada anak buahnya.....

Tuhanku, jadikanlah aku seorang yang cukup kuat mengetahui kelemahan diri
berani menghadapi kala aku takut 
Yang bangga dan tidak tunduk dalam kekalahan yang tulus, 
serta rendah hati dan penyantun dalam kehidupan.

Ya Tuhanku, bimbinglah aku bukan di jalan yang gampang dan mudah
tetapi di jalan yang penuh desakan, tantangan dan kesusahan
Ajarilah aku agar sanggup berdiri teguh di tengah badai 
dan belajar mengasihi mereka yang tidak berhasil

Berikanlah kerendahan hati, kesederhanaan dan kesabaran
ini semua ya Tuhanku, dari kekuatan dan keaguangan-Mu
jika sudah demikian ya Tuhanku, beranilah aku berkata
Tidak sia-sia Bunda melahirkan aku

Sungguh, bahkan ketika semua kata-kata bijak itu terlihat begitu indah, sangat sulit untuk bisa menjadi seperti itu. Hhhhhfffftttt................... Ini cerita ketika kita, dia, gue, berada dalam suatu kondisi yang sangat abstrak (saking abstraknya, bahkan sulit untuk diurai dalam sebuah narasi terbuka seperti ini, hiks...). But anyway, thats what I realy need this time. Kata-kata penyemangat dari sahabat terdekat (of course a shoulder to cry on...thanks my sasuke).
Stay on the track, tamara! You can through this. It might a little blow for your life, but you got to stand up again. Hope, someday I can scream, OWH, ITS AWESOME !!!!....about this life's journeys.
Jatuh? Ya bangun lagi...........

Sabtu, 07 April 2012

p e r p i s a h a n




Ingin dia berlari menembus derai hujan yang turun sejak subuh tadi. Dia akan melakukan apapun supaya waktu bisa berhenti, agar perpisahan itu tak mesti terjadi. Pertemuannya terasa baru sekejap, rindunya masih bertumpuk, bahkan semakin menggunung setiap detiknya. Tak ada yang paham apa yang ia rasakan (tidak juga kamu...)
Seperti tarian angsa menjelang ajalnya, dia berjalan lunglai menuju perpisahan itu. Bermonolog, memohon maaf...lebih seperti memaki dirinya sendiri.
“Maafkan aku karena harus meninggalkanmu. Maafkan keegoisanku karena tak memilihmu. Maafkan ketidakmampuanku...”, isaknya (lawan bicaranya hanya terdiam, memandang tak mengerti).