Rabu, 25 Juli 2012

CERITA DI JALAN CATALINA


Aku rindu, kepadamu
Diluar hujan turun dengan derasnya
Sudah seminggu kita tak bertemu
Deras hujan sepi malam
Iringi aku berdendang lagu rindu
Ingin kudengarkan merdu suaramu
Dekati kupingku sayang lekat di hatiku
(songs by SD)

Beberapa minggu mengikuti diklat di luar kota, sedikit banyak memberi perubahan suasana hati. Bertemu banyak teman baru, ilmu baru juga semangat baru. Yang paling terasa sudah pasti rindu yang bertumpuk, hiaaayyyyy..... Cuma bisa mendengar suaranya di pagi hari, sepanjang perjalannya menuju kantor, sebelum aku masuk kelas. Rutinitas yang menjadi candu, hiks... Peduli kata temen gue, macam abg saja dia bilang. Loh, bukankah setiap orang yang kasmaran memang tak pernah ingat umur? 

Ibu kosku, seorang janda pensiunan teknisi AURI. Beliau nyaris berumur 80 tahun, dengan kondisi kesehatan yang sangat mengagumkan. Sehat wal’afiat, tanpa keluhan penyakit apapun, tanpa pantangan makanan, masih sanggup berjalan-jalan keluar kota sendiri. Bukan hanya itu, kepribadiannyapun sungguh bikin takjub, kalau gue bilang, beliau adalah peninggalan jaman Belanda yang nyaris sempurna. Kegiatan ibu setiap jamnya tertata rapi, dari bangun pagi, sarapan, acara minum teh sampai makan malam, selalu tepat waktu. Penataan rumah dengan nilai A, pengetahuannya luas, masih sanggup membaca koran harian setiap pagi, tak pernah melewatkan acara berita di tv, stasiun favoritnya sudah pasti TV One dan Metro TV. Jadi bisa dibilang beliau selalu up to date setiap informasi. Gue? Nonton tivi cuma acara film aja, hehehehe (malu hati). Maklum istri tentara, disiplinnya minta ampun. Pernah gue terpaksa bohong bakal ngerjain tugas sampe malem, padahal kita pergi wisata kuliner malam hari, kan gak lucu, sebulan di luar kota kok cuma ngerem di kamar kosan. Kosan gue juga terkenal serem, sampai-sampai ngga ada temen yang mau ngekos di tempat gue. Ya untungnya, sampai detik terakhir, gue ngga pernah ketemu hal-hal yang aneh seperti yang dipergunjingkan. Anehnya ketika gue sudah harus pulang meninggalkan rumah ibu ini, rasanya berat. Dengan segala disiplinnya, ibu sudah banyak memberi pelajaran, juga perasaan mempunyai nenek yang belum pernah gue rasakan sebelumnya. Yang juga bikin terharu, ibu nitipin asbak perak buat gue, hikss..... Makasih ibu...
 (kos-kosan gue yang katanya serem...)
Pulaaaang......bisa ketemu sasuke lagi, horeeeee...... Kembali bertugas di kantor, dengan pengetahuan yang baru, semangat baru. Sebuah awal perjalanan yang baru. Ketika sebuah keputusan telah diambil dan harus dilaksanakan. Betapapun terjal dan berliku, harus gue hadapi. Mungkin suatu saat gue harus menabrak, kesandung kemudian lecet, terluka atau hanya memar. Tapi gue yakin, semua bisa sembuh pada waktunya.
(Bukankah mimpi kita sama...?)

Minggu, 01 Juli 2012

MENUA BERSAMAMU




Menikah...
Ketika seribu malaikat turun dari langit menyaksikan dan memberikan doa... Ketika janji telah diucapkan untuk mengarungi jalannya hidup bersama.

Hari ini, ketika menemani seorang sahabat yang tengah mempersiapkan pernikahan adiknya, tiba-tiba sekelilingku menjadi sunyi. Tersadar kemudian, mungkin benar bahwa kita selalu membutuhkan seseorang dalam hidup ini. Teman berbagi, tidak hanya ketika kita bersedih, tapi juga orang yang pertama kali akan merasakan kebahagiaan yang tengah kita alami.

Mempersiapkan pernikahan itu sendiri bukan hal yang mudah. Ketika kita telah memutuskan, dialah orang yang tepat, kitapun harus saling mengenal keluarga masing-masing, karena pernikahan itu bukan hanya tentang dua orang yang terlibat. Mencoba mencari restu dari orang tua dan keluarga, itu hal yang akan membawa kita pada keberkahan dunia. Tidak sedikit pikiran, energi dan biaya yang kita butuhkan untuk mewujudkan pernikahan itu dalam sebuah momen.

Bersamamu, aku ingin melewati jalan ini. Entah itu jalan yang mulus, berbatu terjal atau berpasir. Menghabiskan waktu bersama menghadapi kerasnya hidup, menyaksikan anak-anak kita tumbuh besar, kemudian menua bersama. Mengharapkan indahnya dunia dan surga denganmu.

Berharap, waktu akan segera berlalu...mendekati saat-saat mimpi itu menjadi nyata. 

Percayalah, kalaupun bukan dengan segala keanggunan itu, kamu sudah meminang hatiku, Sasuke...