Kamis, 13 Oktober 2011

G R O G I


G R O G I

Pernah gak, ngerasain sensasi yang aneh ketika pertama tangan kita bersentuhan dengan seseorang? Atau ketika melakukan first kiss... (hehehe...yah bisa saja diartikan first but not the first, itu kondisional). Gue coba copas dari pernyataan seorang, sayangnya dia ga mau disebut namanya, jadi kita panggil saja dia Sasuke J .... Menurutnya rasa grogi setelah bersentuhan tangan untuk pertama kali, (pastinya dengan cewek karena dia cowok) menimbulkan efek yang sangat membingungkan. “Jika dianalogikan yakni secara psikologis menimbulkan ketenangan, rasa senang sekaligus gugup. Secara fisik, debaran jantung meningkat drastis, keluar keringat dingin, tangan gemetar. Efek lanjutan yang paling parah katanya terbawa sampai keesokan harinya, karena mengakibatkan gangguan keharmonisan tubuh, sebagian organ dihinggapi rasa malas beraktifitas , pikiran stag, bibir gak terkontrol melaksanakan senyum independen”.

Wow, thats the coolest  statement about nervous i’ve ever heard. Mungkin rasanya gak berbeda jauh dengan ketika kita menunggu giliran wawancara kerja, mau ujian skripsi atau ketika menghadap penghulu ya? Hahaha..... Sebetulnya apa sih yang bikin kita merasa grogi? Bukankah setelah beberapa waktu dan kita telah melewatinya, semua akan terlupakan? Setelah melakukan wawancara kerja, entah kita diterima atau tidak, kita tak pernah lagi memikirkan saat kita deg-degan menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan. Setelah ujian skripsi selesai, kitapun segera disibukkan dengan persiapan wisuda, tanpa pernah mengingat kegelisahan kita, berhari-hari tanpa tidur yang nyenyak. Bukankah setelah kita menjalin hubungan yang cukup lama dengan seseorang, berpegangan tangan, jarang sekali menimbulkan efek yang dahsyat? Karena sesuatu yang rutin kita lakukan akan kehilangan keajaibannya, ketika kita tak bisa menjaga rasa di dalamnya. Berapa sering kita mendengar lelucon tentang romantisme yang menghilang setelah beberapa tahun pernikahan? Waktu pacaran ketika sang kekasih kesandung, dengan kekhawatiran level 9 segera bertanya, “Kamu gak apa-apa sayang? Mana yang sakit?”. Tapi ketika terjadi setelah menikah, komentarnya akan berbeda sekali, “Makanya kalo jalan hati-hati, batu kok ditendang!”, tentu saja dengan ekspresi acuh (hiks-hiks, kasian sekali yah si istri).

Jadi kawan, hal paling logis yang bisa gue sarankan adalah : Nikmati momen-momen kita merasakan grogi itu, karena entah kapan lagi kita bisa merasakannya! Perasaan berdebar ketika kita melihat seseorang, menunggu bunyi sms dari hape kita, bergandengan tangan atau bahkan ketika kita dipanggil bos karena kesalahan bodoh yang kita lakukan. Karena bisa jadi, dari situlah hidup kita dimulai. Just enjoy it !!!

(Sasuke, makasih yaa, statement kamu jadi inspirasiku...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar