Jumat, 24 Februari 2012

Just like an EMPTY GLASS

Mungkin kadang kita merasa jenuh dengan segala rutinitas. Pekerjaan yang bertumpuk, birokrasi yang berbelit, penghargaan atas eksistensi yang tak pernah terasa adil (mungkin), bahkan ketika beberapa aspek ‘politik’ (yang kadang begitu sulit dipahami) ikut bermain di dalamnya. Apa boleh buat, itu suatu yang memang harus dihadapi suka atau tidak. Mungkin pernah kita menjadi pendengar senior kita yang berkeluh kesah tentang betapa bobroknya sistem yang ada sehingga mematikan kreatifitas mereka, bahkan untuk sekedar memenuhi ‘standar pelayanan minimal’.

Pernah ngga, mendengar sebuah cerita dongeng dalam salah satu episodenya, KUMPENI DI NEGERI INI? Ini adalah sebuah kisah yang konon terjadi ketika seorang pekerja keras di sebuah negeri antah berantah yang dikuasai oleh kumpeni (hehehe....). Saking rajinnya, oleh kumpeni dia selalu dibebani pekerjaan yang bertumpuk tanpa diberi kesempatan beristirahat maupun kompensasi yang memadai. Jadi semboyan kumpeni adalah : ketika ada pekerja yang sangat rajin, janganlah berhenti bersikap sebagai kumpeni !!!!

Buat gue pribadi, bekerja adalah sebuah proses belajar. Belajar tentang semua yang belum kita pahami, baik itu dari sudut keilmuan, praktek, termasuk belajar memahami berbagai karakter orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Kita hanya bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya ketika kita telah siap, bersikap seperti gelas kosong yang akan dituangi air. Proses itu bukanlah hal yang mudah, karena sebagai manusia kadang gue pun punya titik jenuh, punya batas toleransi. Tapi setidaknya gue bertekad tidak akan membiarkan ada hal-hal yang akan menghalangi proses belajar itu. Mungkin yang terpenting adalah, tekad untuk memberikan yang terbaik, melakukan apa yang telah menjadi tugas kita, termasuk siap membantu rekan yang membutuhkan bantuan kita (bukankah dalam satu kantor, kita adalah tim yang mempunyai satu tujuan sama yang harus dicapai?). Mencoba selalu berpikiran positif tentang semua hal dan meminimalisir perasaan mencurigai rekan kerja kita! Mensyukuri semua yang selama ini telah kita dapatkan. Mungkin benar, kadang kita tidak bisa merubah situasi yang ada seperti idealisasi dalam benak kita. Tapi percayalah, kita bisa mengendalikan respon kita. Kita perlu mendengarkan keluhan orang, tapi jangan jadikan itu pedoman dalam mensikapi segala yang terjadi. Think twice, act wise!!

Ini adalah salah satu hal yang paling gue suka, ketika gue dapet kesempatan mengikuti diklat-diklat di luar kota. Bertemu dengan orang dari berbagai daerah, membuat gue sadar, bahwa yang gue "tau" belumlah seberapa.



Selalu ada hal baru yang bisa dipelajari, sekecil apapun itu. Ketika untuk pertama kalinya gue turun ke lapangan buat cek fisik dan harus mengukur irigasi, rabat beton atau rumah tidak layak huni, minimal gue tau cara menggunakan meteran beroda yang mirip mainan anak-anak :)




 

Gue jadi tau, ternyata di daerah Sukabumi ada perkebunan sawi dan perkebunan buah naga merah!


















Jadi, ini adalah sebuah renungan, terutama buat gue sendiri (karena gue ngga mau terjebak dalam pusaran badai tanpa punya pegangan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar